"Terima Kasih Atas Kunjungannya Semoga Bermanfaat


Minggu, 14 April 2013

Rela dimasukkan kedalam neraka


RELA DIMASUKKAN KEDALAM NERAKA


Nabi Musa AS suatu hari sedang berjalan-jalan melihat keadaan ummatnya Nabi Musa AS melihat seseorang sedang beribadah, umur orang itu lebih dari 500 tahun. Orang itu adalah seorang yang ahli ibadah.Nabi Musa AS kemudian menyapa dan mendekatinya setelah itu berbicara sejenak, ahli ibadah itu bertanya kepada Nabi Musa AS wahai Musa AS aku telah beribadah kepada Allah SWT selama 350 tahun tanoa melakukan perbuatan dosa dimanakah Allah SWT akan meletakkanku, disurga-Nya???... Tolong sampaikan pertanyaanku in kepada Allah, Nabi Musa AS mengabulkan permintaan orang itu.


Nabi Musa AS kemudian bermunajat memohon kepada Allah SWT agar Allah SWT memberitahukan kepadanya dimana ummatnya ini akan ditempatkan diakhirat kelak. Allah SWT berfirman “Wahai Musa AS sampaikanlah kepadanya bahwa aku akan meletakkannya didasar neraka-Ku yang paling dalam”. Nabi Musa AS kemudian mengabarkan kepada orang tersebut apa yang telah difirmankan Allah SWT kepadanya. Ahli ibadah itu terkejut dengan perasaan sedih ia beranjak dari hadapan Nabi Musa AS. Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya ia juga mulai terfikir bagaimana dengan keadaan saudara-saudaranya, temannya, dan orang lain yang mereka baru beribadah 200 tahun, 300 tahun dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya, dimana lagi tempat mereka kelak diakhirat nanti??...


Keesokan harinya ia menjumpai Nabi Musa kemnali ia kemudian berkata kepada Nabi Musa 
AS “ Wahai Musa AS aku rela Allah SWT memasukkan aku kedalam neraka-Nya akan tetapi aku meminta satu permohonan agar setelah tubuhku ini dimasukkan kedalam neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu neraka tertutup oleh tubuhku jadi tidak akan ada seorangpun akan masuk kedalamnya”. Nabi Musa AS menyampaikan permohonan orang itu kepada Allah SWT, setelah mendengar apa yang telah disampaikan Nabi Musa AS maka Allah SWT berfrman “Wahai Musa AS sampaikanlah kepada ummatmu itu bahwa sekarang aku menempatkannya disurga-Ku yang paling tinggi”.  

Mangkuk Yang Cantik, Madu, dan Sehelai Rambut


Mangkuk Yang Cantik, Madu dan Sehelai Rambut


                Rasulullah SAW degan sahabat-sahabatnya Abu Bakar r.a ., Umar r.a.,  Utsman r.a., dan Ali r.a. bertamu kerumah Ali r.a. di rumah Ali r.a. istrinya Sayidatina Fathimah r.a putri Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan didalam sebuah mangkuk yang cantik dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan, sehelai rambut terikut didalam mangkuk. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut).

Abu Bakar r.a. berkata : “Iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut”.
Umar r.a. berkata : “ Kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memrintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Utsman r.a berkata : “Ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan beramal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Ali r.a berkata : “Tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang kerumahna adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Fatimah r.ha berkata : “Seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Rasulullah SAW berkata : “Seorang yang mendapatkan taufiq untuk beramal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, beramal dengan amalan yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat amal dengan ikhlas lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Malaikat Jibril AS berkata : “Menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri,harta dan waktu untuk usaha agama leih manis dari madu dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Allah SWT berfirman “Surga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat surga-Ku itu lebih manis dari madu dan jalan menuju surga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Salah Nalar

.  
1. Pengertian Salah Nalar (Fallacy)

Salah nalar dapat  terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi. Pada salah nalar kita tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu membantu kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan.
Contoh salah nalar :
Emilia, seorang alumni STIE Serelo Lahat, dapat menyelesaikan tugasnya dengan
baik. Oleh sebab itu, Halimah seorang alumni STIE Serelo Lahat, tentu dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Salah nalar ada dua macam

1.      Salah nalar induktif, berupa :
a)      kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
b)      kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
c)      kesalahan analogi.

2.      Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a)      kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi,
b)      kesalahan karena adanya term keempat,
c)      kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi, dan
d)      kesalahan karena adanya 2 premis negatif. Fakta atau data yang akan
    dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.


             2. Jenis-jenis Salah Nalar

a.       Deduksi yang salah

Salah nalar  yang amat lazim ialah simpulan yang salah dalam silogisme yang berpremis salah atau yang berpremis yang tidak memenuhi syarat. Misalnya: Pengiriman manusia ke bulan hanya penghamburan. ( Premisnya: Semua eksperimen ke angkasa luar hanya penghamburan).


b.      Generalisasi yang terlalu luas

Salah nalar ini disebut juga induksi yang salah karena jumlah percontohnya yang terbatas tidak mamadai. Harus dicatat bahwa kadang-kadang percontoh yang terbatas mengizinkan generalisasi yang sahih.
Misalnya : Orang Indonesia malas tetapi ramah. (Orang Indonesia ada   yang malas dan ada juga yang tidak ramah).  

c.       Pemikiran ‘atau ini, atau itu’

Salah nalar ini berpangkal pada keinginan pada keinginan untuk masalah yang rumit dari dua sudut pandang (yang bertentangan) saja. Isi pernyataan itu jika tidak baik, tentu buruk; jika tidak betul, tentu salah: jika tidak putih, tentu hitam. Misalnya : Petani harus bersekolah supaya terampil.(Apakah untuk   menjadi terampil kita selalu harus bersekolah?).

d.      Salah nilai atas penyebaban

Generalisasi induktif sering disusun berdasarkan pengamatan sebab dan akibat, tetapi kita kadang-kadang tidak menilai dengan tepat sebab suatu peristiwa atau hasil kejadian. Khususnya dalam hal yang menyangkut manusia, penentuan sebab dan akibat sulit sifatnya. Salah nilai atas penyebab yang lazim terjadi ialah salah nalar yang disebutpost hoc, ergo propter hoc ‘sesudah itu, maka karena itu’.
Misalnya : Swie King jadi juara karena doa kita. (Lawan Swie King tentu   juga didoakan para pendukungnya).

e.       Analogi yang salah

Analogi adalah usaha perbandingan dan merupakan upaya yang berguna untuk mengembangkan penalaran. Namun, analogi tidak membuktikan apa-apa dan analogi yang salah dapat menyesatkan karena logikanya salah.
Misalnya : Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi. (Universitas itu bukan tentara dengan disiplin tentara).

f.        Penyimpangan masalah

Salah nalar di sini terjadi jika argumentasi tidak mengenai pokok, atau jika kita menukar pokok masalah dengan pokok yang lain, ataupun jika kita menyeleweng dari garis.
Misalnya : Program Keluarga Berencana tidak perlu karena tanah di Kalimantan masih kosong (Manusia tidak bisa hidup dengan hanya memiliki tanah).
g.       Pembenaran masalah lewat pokok sampingan

Salah nalar di sini muncul jika argumentasi menggunakan pokok yang tidak langsung berkaitan, atau yang remeh, untuk membenarkan pendiriannya. Misalnya, orang merasa kesalahannya dapat dibenarkan karena lawannya juga berbuat salah.
Misalnya : Saya boleh berkorupsi karena orang lain berkorupsi juga. (Korupsi dihalalkan karena banyaknya korupsi dimana-mana).

h.      Argumentasi ad hominem

Salah nalar terjadi jika kita dalam argumentasi melawan orangnya dan bukan persoalannya. Khususnya di bidang politik, argumentasi jenis ini banyak dipakai.
Misalnya: Ia tidak mungkin pemimpin yang baik karena kekayaannya berlimpah. (Yang dipersoalkan bukan kepemimpinannya).

i.         Imbauan pada keahlian yang disangsikan

Dalam pembahasan masalah, orang sering mengandalkan wibawa kalangan ahli untuk memperkuat argumentasinya. Mengutip pendapat seorang ahli sangat berguna walaupun kutipan itu tidak dapat membuktikan secara mutlak kebenaran pokok masalah.
Misalnya : kita mengutip pendapat bintang film tentang pengembangan demokrasi.

j.         Non Sequitur

Dalam argumentasi, salah nalar ini mengambil simpulan berdasarkan premis yang tidak, atau hampir tidak, ada sangkut pautnya.
Misalnya : Partai Rakyat Madani paling banyak cendekiawannya; karena itu usul-usulnya paling bermutu. (Tidak ada korelasi antara kecendekiaan dan kepandaian merumuskan usul).

     3.  Salah Nalar dalam Komunikasi

Salah satu penyampaian komunikasi adalah berita, baik itu dari media elektronik, ataupun dari media massa. Penyampaian berita yang dsampaikan sering sekali terjadi kesalahan dalam berpikir, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam penalaran/nalar bagi penerima berita.Kekurang cermatan seseorang atau jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta dengan fakta lain dalam konteks hubungan sebab-akibat, dan kekurangcermatan itu kemudian dituangkan dalam teks berita, bisa menyesatkan “logika” pembaca atau pemirsa. Ketika pembaca atau pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis itu sebagai sebuah kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.

Fakta berupa pernyataan yang mengandung salah  nalar atau sesat logika memang bisa saja berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber sengaja untuk kepentingan tertentu, atau tak sengaja karena sebab tertentu. Namun, bukan berarti jurnalis bisa begitu saja meloloskannya  menjadi fakta dalam teks berita. Bahkan, pada tahap awal, jurnalis  seharusnya langsung mempersoalkan pernyataan yang salah nalar itu kepada narasumber.

Sebagai contoh pernyataan salah nalar muncul di dua media cetak, Kedaulatan Rakyat(24/3/09, hal 24) dan Koran Tempo (25/3/09, hal B3) :
  •  Pada Kedaulatan Rakyat, salah nalar muncul di alinea ke-5 berita berjudul Golput Rugikan Proses Demokrasi. Berita ini memuat pernyataan dua pimpinan partai politik tentang golput pada saat keduanya kampanye, yaitu Yusril Ihza Mahendra (Ketua Majelis Syuro Partai Kebangkitan Bangsa) dan MS Kaban (Ketua Umum Partai Bulan Bintang) Alinea ke-5 berita tersebut, yang hanya terdiri atas tiga kalimat (dua kalimat tak langsung dan satu kalimat langsung berupa kutipan), memuat pernyataan MS Kaban tentang golput. Alinea selanjutnya berisi topik lain yaitu tentang panwaslu. Alinea ke-5 ditulis demikian: Hal senada diungkapkan Ketua Umum PBB, MS Kaban. Menurut Kaban, golput merupakan tindakan orang yang tidak bertanggungjawab. “Sebab kita saat ini sedang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya. 
  •  Pada Koran Tempo salah nalar muncul pada berita tentang kelangkaan pupuk. Persoalan salah nalar  mulai di judul hingga di tubuh berita. Judul berita suratkabar ini demikian:Pupuk Langka karena Petani Belum Ikut Kelompok Tani. Pada lead (memimpin), salah nalar di judul dipertegas. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Aris Budiono menyatakan kelangkaan atau kesulitan petani dalam memperoleh pupuk pada musim tanam kedua tahun ini disebabkan masih banyak petani yang belum masuk kelompok tani.

      4. Konsep dan simbol dalam penalaran
  
          Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. 
Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis. Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

      5. Kesimpulan & Saran
Jadi, maksud dari penalaran adalah untuk menemukan kebenaran. Dan kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi : 

  • Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
  • Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat. Untuk itu dalam berkomunikasi kita hendaklah menggunakan kata-kata atau kalimat yang mudah di mengerti oleh orang lain, sehingga tidak mengalami kesalahan nalar dalam berkomunikasi.

Saran 
Komunikasi yang baik haruslah didukung dengan kecermatan dalam mengolah kata-kata atau kalimat, dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kesalahan dalam penyampaian informasi atau berita dapat terminimalisasikan kesalahan nalar bagi pembaca atau penerima berita.

      6. Referensi

Kamis, 04 April 2013

Puisi

SURAT UNTUK SANG AYAH
 


Tak pernah terbayangkan kau pergi
Secepat itu membawa separuh hati
Meninggalkan sebingkai rindu

          Masih ku rasakan..hangat jemari mu
          Mengelus setiap gerai manjaku
          Meninabobokan aku
          Dalam nyanyian kasih sayang mu

Menyelimuti tubuh ini dengan seluruh bijaksana mu
Buya betapa aku rindu pada mu
Rindu dengan segala cerita mu,nasihat mu,canda tawa mu
Serta kasih sayang yang kau berikan dulu

          Kini aku sendiri berjalan tanpa bimbingan mu
          Melangkah tanpa arahan mu lagi
          Ya Allah kasihanilah Buyaku yang tercinta
          Terangilah cahaya kuburnya dengan cahaya Illahi-Mu ya Rabb





Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun

Pagi itu melewati kota ini tak pernah terbayangkan sebelumnya, mobil bak yang saya dan kawan-kawan tumpangi lajunya diperlambat agar d...