Saat
menghadapi kondisi yang sulit, buntu, kita perlu berhati-hati dengan kedua mata
kita. Apa yang tampak secara kasat mata bisa jadi merupakan tipuan keadaan.
Sejenis ilusi dari keraguan dan ketakutan. Pada saat menghadapi keadaan seperti
ini, meraba-raba dengan mata telanjang akan membahayakan. Alih-alih menemukan
jalan keluar, yang ada malah terperosok ke jurang yang lebih dalam. Maka
sadarilah, beginilah kita. Seorang budak yang senantiasa tertawan oleh berbagai
macam kelemahannya.
Agar selamat
dan terbimbing, menutup mata (fisik) agaknya akan menjadi pilihan yang tepat.
Kemudian kita berserah diri sepenuhnya kepada Ia yang menggenggam hati kita,
meminta-Nya agar menunjuki dan menggerakkan hati kita. Yang dengan hati
terbimbing inilah kita menemukan arah geraknya. Lensanya memperjelas apa yang sebelumnya
samar. Akan tetapi kita perlu ingat kembali pesan Bunda, bahwa hanya hati yang
bening yang bisa dimasuki cahaya-Nya. Hanya lensa hati yang bening yang bisa
digunakan untuk melihat petunjuk-petunjuk dari-Nya. Semoga kita memilikinya.
Sumber : http://ysgunawan.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar