1. Pemahaman SCM
SCM (Supply Chain Management) adalah konsep atau mekanisme untuk
meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui
optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan.
Tujuan utama dari SCM adalah:
·
Penyerahan / pengiriman
produk secara tepat waktu demi memuaskan konsume.
·
Mengurangi biaya.
·
Meningkatkan segala hasil
dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan)
·
Mengurangi waktu.
·
Memusatkan kegiatan
perencanaan dan distribusi
Komponen SCM dan
Teknologi
Sistem SCM memiliki kemampuan sebagai berikut:
·
Aliran informasi bergerak
sangat cepat dan akurat antara elemen jaringan supply chain seperti: Pabrik,
Suppliers, Pusat distribusi, Konsumen, dan sebagainya).
·
Informasi bergerak sangat
cepat untuk menanggapi perpindahan produk
·
Setiap elemen dapat mengatur dirinya
·
Terjadi integrasi dalam proses permintaan dan
penyelesaian
produk
·
Kemampuan internet.
Peralatan fungsional yang dimiliki sistem SCM adalah:
·
Demand
management/forecasting perangkat peralatan dengan menggunakan teknik-teknik
peramalan secara statistik. Perangkat ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil
peramalan yang lebih akurat.
·
Advanced planning and
scheduling suatu peralatan dalam rangka menciptakan taktik perencanaan, jangka
menengah dan panjang berikut keputusan-keputusan menyangkut sumber yang harus
diambil dalam rangka melengkapi jaringan supply
·
Transportation management suatu fungsi yang berkaitan dengan
proses pendisitribusian produk dalam supply chain
·
Distribution and deployment
suatu alat perencanaan yang menyeimbangkan dan mengoptimalkan jaringan
distribusi pada waktu yang diperlukan. Dalam hal ini, Vendor Managed Invetory
dijadikan pertimbangan dalam rangka optimalisasi.
·
Production planning perencanaan produksi dan jadwal penjualan
menggunakan taraf yang dinamis dan teknik yang optimal.
·
Available to-promise
tanggapan yang cepat dengan mempertimbangkan alokasi, produksi dan kapasitas
transportasi serta biaya dalam keseluruhan rantai supply .
·
Supply chain modeler perangkat
dalam bentuk model yang dapat digunakan secara mudah guna mengarahkan serta
mengontrol rantai supply. Melalui model ini, mekanisme kerja dari konsep supply
chain dapat diamati.
·
Optimizer The optimizer ibarat jantung dari
sistem supply chain management. Dalamnya terkandung: linear & integer
programming, non-linear programming, heuristics and genetic algorithm. Genetic algorithm adalah suatu computing
technology yang mampu mencari serta menghasilkan solusi terbaik atas jutaan
kemungkinan kombinasi atas setiap parameter yang digunakan.
Permasalahan yang biasa terjadi pada Supply Chain Management
adalah :
·
Distribusi Konfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi,
pusat distribusi ( distribution centre/D.C.), gudang dan pelanggan.
·
Strategi Distribusi: Sentralisasi
atau desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh
silang, strategi menarik atau mendorong, logistik orang ke tiga.
·
Informasi: Sistem
terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi berharga,
termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.
·
Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses
kerja, dan barang jadi.
·
Aliran dana: Mengatur syarat
pembayaran dan metodologi untuk menukar dana melewati entitas didalam rantai
suplai.
Upaya mengintegrasikan
kemampuan supply chain management dan e-Commerce.
·
Information flow – klien
memiliki akses terbatas menyangkut perkembangan produk atau pesanan pelanggan
dalam supply chain. Pelanggan SerCom tergantung pada laporan yang dibuat secara
manual setiap bulan dikirim melalui faks dan e-mail. Aliran informasi menjadi
sesuatu yang sangat penting di masa datang, terutama jika dikaitkan dengan
program fulfillment yang kompleks.
·
Fulfillment – ketika pesanan
terus meningkat, baik jumlah maupun kompleksitasnya, sistem yang ada sekarang
ini tak lagi mampu mengatasi berbagai kebutuhan tersebut. Pesanan dalam jumlah
besar cenderung menurun, sedang permintaannya mengikuti perkembangan kebutuhan.
Saat ini, tak ada fasilitas yang mampu memantau dan mengelola status pesanan
dalam supply chain.
·
Web based ordering – semua
pesanan ditangani melalui EDI (Electronic Data Interchange), faks atau telepon.
SerCom perlu menyediakan layanan pemesanan yang canggih untuk para pelanggan dan
menyediakan fasilitas ESD.
·
Perpaduan antara pelanggan
dan pemasok perlu terus ditingkatkan untuk memperbaiki efisiensi dan
komunikasi.
Saat ini konsumen menjadi semakin kritis, mereka menuntut penyediaan produk secara tepat tempat, tepat waktu. Perusahaan manufaktur yang antisipatif akan hal tersebut akan mendapatkan pelanggan sedangkan yang tidak antisipatif akan kehilangan pelanggan. Supply chain management menjadi satu solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat produktivitas antara perusahaan-perusahaan yang berbeda.
Saat ini konsumen menjadi semakin kritis, mereka menuntut penyediaan produk secara tepat tempat, tepat waktu. Perusahaan manufaktur yang antisipatif akan hal tersebut akan mendapatkan pelanggan sedangkan yang tidak antisipatif akan kehilangan pelanggan. Supply chain management menjadi satu solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat produktivitas antara perusahaan-perusahaan yang berbeda.
2. Fungsi
dari SCM
·
Secara
fisik, mengubah bahan mentah dan komponen penunjangnya menjadi produk dan
mengantarkannya kepada konsumen.
·
Memastikan
produk/layanan diantarkan sesuai dengan permintaan pelanggan.
3. Karakter
Sistem
Menurut Turban,
Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu:
a.
Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain bagian
upstream (hulu)/ supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan
manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler,
atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para
penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa
strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan
tanaman. Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
b.
Manajemen
Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management bagian dari internal
supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan
dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran
organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di
dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi,
pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
c.
Segmen
Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment
Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.
Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar